1. PENGERTIAN MOBILITAS SOSIAL
Mobilitas sosial dapat juga diartikan
sebagai gerak sosial Mobilitas sosial adalah gerak perpindahan
seseorang ataupun sekelompok warga dari status sosial yang
satu ke status sosial yang lain. Mobilitas sosial juga mencakup
struktur sosial yang bersifat hubungan antarindividu dalam
kelompok dan hubungan antara individu dengan
kelompoknya. Setiap gerak cenderung menimbulkan perubahan, baik itu
berupa perubahan fungsi maupun perubahan posisi.
Contoh yang terjadi pada individu adalah adanya alih
profesi yang semula pegawai negeri berpindah menjadi
wiraswasta. Sedangkan, dalam lingkup kelompok misalnya golongan
minoritas suatu
wilayah masyarakatnya berasimilasi dengan
golongan mayoritas.
Ahli sosiologi mengartikan mobilitas
menurut pendapat mereka masing-masing.
a. Horton dan Hunt mengartikan
mobilitas sosial sebagai gerak perpindahan dari satu kelas sosial
ke kelas sosial lainnya. Perpindahan kelas sosial ini
dapat diartikan sebagai peningkatan maupun penurunan.
b. Kimball Young mendefinisikan mobilitas sosial cenderung kepada tujuannya. Menurutnya,
tujuan mobilitas sosial adalah memperoleh
keterangan tentang kepantasan struktur sosial suatu
masyarakat tertentu. Misalnya,
mendapatkan status pegawai negeri sipil.
2. JENIS-JENIS MOBILITAS SOSIAL
Pada dasarnya jenis mobilitas sosial
dibedakan menjadi mobilitas horizontal dan mobilitas
vertikal.
a.
Mobilitas Horizontal
Mobilitas horizontal berarti perpindahan
kedudukan secara mendatar atau perpindahan dalam
lapisan yang sama. Dengan kata lain, perpindahan kedudukan
individu atau objek-objek sosial lainnya dari satu
kelompok sosial lainnya yang sederajat. Jadi, tidak terjadi
perubahan derajat atau kedudukan seseorang dalam mobilitas
horizontal ini.
Mobilitas horizontal memiliki dua bentuk
yaitu bentuk intragenerasi dan antargenerasi.
1) Mobilitas sosial horizontal
intragenerasi terjadi dalam diri seseorang. Misalnya, seseorang yang
berpindah profesi tanpa melihat status sosialnya (walaupun
status sosialnya lebih rendah) tetapi akhirnya menjadi
lebih sukses. Contoh konkretnya seseorang yang semula
bekerja sebagai pengusaha, kemudian beralih
menjadi petani.
2) Mobilitas sosial horizontal
antargenerasi, terjadi antara dua generasi atau lebih. Misalnya, ayah
dan anak. Contoh konkretnya adalah
seorang ayah dahulu sebagai petani sukses. Anaknya, tidak meniru jejak sang
ayah, tetapi memilih sebagai seorang polisi. Contoh lainnya, kakek, ayah, dan anak.
Kakeknya dahulu sebagai petani miskin, ayahnya bekerja
sebagai buruh bangunan dan anaknya berprofesi sebagai
makelar karcis kereta api.
b.
Mobilitas Vertikal
Mobilitas vertikal merupakan perpindahan
status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok
warga pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal
dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu mobilitas vertikal intragenerasi dan antargenerasi.
1) Mobilitas sosial vertikal
intragenerasi adalah mobilitas vertikal yang terjadi dalam diri
seseorang. Misalnya, Rudi adalah seorang polisi mula-mula
pangkatnya sersan, kemudian naik
menjadi letnan, dan seterusnya. Mobilitas sosial intragenerasi dapat terjadi menaik maupun menurun. Contoh mobilitas sosial intragenerasi
menurun adalah seorang polisi yang diturunkan pangkatnya karena kasus pidana.
2) Mobilitas sosial vertikal
antargenerasi adalah mobilitas sosial yang tidak terjadi dalam diri orang tua sendiri, tetapi terjadi dalam dua generasi. Misalnya, ibunya dahulu seorang dokter, sedangkan anaknya hanya seorang yang lulus SMA. Hal itu menunjukkan mobilitas vertikal menurun.
Dibandingkan dengan mobilitas horizontal,
mobilitas vertikal lebih banyak membawa pengaruh
pada masyarakat.
Ciri-ciri mobilitas vertikal adalah
sebagai berikut.
1) Mobilitas vertikal terjadi pada
masyarakat yang menganut sistem pelapisan sosial terbuka maupun
sistem pelapisan sosial tertutup.
2) Mobilitas vertikal terjadi menurut
norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat yang
bersangkutan.
3) Kondisi politik dan ekonomi masyarakat
yang bersangkutan mempengaruhi laju mobilitas
vertikal.
4) Saluran-saluran dalam masyarakat
merupakan sarana berlangsungnya
mobilitas vertikal.
Sumber: Sosiologi 2 :
Untuk SMA/MA Kelas XI / Penyusun Budiyono —
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
2009.
Posted by
agus siswanto